Selasa, 13 April 2010

Pemimpin yang amanah


Dari milis ngaji yang saya ikuti, ada pertanyaan menggugah dari teman saya, isinya sebagai berikut :

Assalamu'alaikum wr.wb.

Gundah hati membacanya. Ketika posisi kita berada terjepit diantara orang-orang yang tidak amanah, diantara atasan dan bawahan yang menggunakan akal utk menuruti hawa nafsu. Help me please. Beri saya tausiah untuk menguatkan hati agar dapat menjadi pemimpn yang amanah. ketika amanah bertambah berat dan diberikan kepada kita, tentunya Allah mempunyai rencana yang tidak dapat kita bayangkan. Kalau amanah itu ditolak, tinggal menunggu masa kehancuran suatu negeri kecil yang dulunya bergelar serambi mekah
.

Saya pun teringat akan posisi saya ketika masih menjadi PNS seperti beliau, berat memang, tak banyak yang bisa dilakukan, kecuali keluar dari lingkaran setan tersebut. Semoga beliau diberi kekuatan dan ketabahan dalam menyelesaikan amanahnya.

Begitu berat konsekuensi mengemban sebuah amanah, sehingga tidak heran jika para sahabat sepeninggal Rasulullah merasa enggan untuk mewarisi kepemimpinan (khilafah) mengganti Rasulullah mengurus umat ini. Setidaknya ada tiga nama yang diajukan saat itu, yaitu Abu Ubaidah, Umar bin Khathab dan Abu Bakar As Shiddiq. Ketika Abu Bakar mengangkat tangan Umar untuk dibai’at sebagai khalifah, dengan tegas Umar menolak dan berkata, “Sekiranya bahu saya ditebas dengan pedang, maka bagi saya hal itu lebih ringan daripada harus memimpin umat yang di dalamnya masih ada Abu Bakar”.

Para sahabat saja sangat berat untuk menjadikan dirinya pemimpin, karena besarnya tanggung jawab yang akan dipikul di dunia dan akhirat. Anehnya, hal ini sangat bertentangan dengan para tokoh kita di Indonesia. Semua berlomba-lomba mencapai keinginannya untuk menjadi pemimpin di negeri ini. Tak tahukah mereka bahwa amanah sesuatu yang tak main-main balasannya?

Imam Qurthuby dan Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengutip hadits riwayat Turmudzi menjelaskan bahwa Allah SWT berfirman kepada Adam a.s.: "Sesungguhnya Aku telah menawarkan amanah ini kepada langit, bumi dan gunung-gunung namun tidak ada yang menyanggupinya, apakah engkau mau menerima amanah ini? Adam bertanya, “Apa konsekuensinya ya Tuhan ?” Firman Allah, “Jika engkau melaksanakannya dengan baik, maka mendapat ganjaran pahala, tetapi jika gagal engkau akan diazab”. Lalu Adam menyanggupi mengemban amanah itu, maka Allah berfirman, “Dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh”. Wallahu a'lam bis showab.

Bahkan yang lebih menghebohkan akhir-akhir ini adalah pencalonan para artis (yang lebih dikenal sering mengumbar nafsu dan pornoaksi ketimbang prestasinya) dalam pilkada suatu kota di Indonesia. Wahhh..., jika nanti pemimpin kita saja tidak amanah kepada Allah, apakah mereka masih akan amanah terhadap rakyat? Akan dibawa kemana negeri ini? Tetap diamkah kita jika dipimpin oleh orang-orang yang tidak amanah?

Semoga Allah selalu melimpahkan rahmatNya kepada negeri ini sehingga hanya orang yang amanah saja yang diridhoi Allah untuk memimpin kita. Amiinn...

(beberapa sumber dari Al 'izzah : edisi 349/1431H)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar