Selasa, 27 April 2010
Hanya orang Indonesia....
Ketika berada di tanah suci kita menemukan banyak kegiatan dan keyakinan "unik" yang dilakukan oleh para jamaah terutama dari Indonesia. Kegiatan tersebut saya anggap unik karena tidak pernah disunnahkan oleh Rasullulah SWT, dan hanya dikerjakan oleh jamaah haji dari negara-negara yang masih berkembang. Berikut hal-hal unik yang bisa saya lihat dan rasakan selama menjalankan ibadah haji.
1. Mencuci kain ihrom atau kain kafan dengan air zam-zam.
Mungkin mereka berpikir kalau meninggal kemudian dibungkus dengan kain yang sudah dicuci dengan air zam-zam bisa menyelamatkan dari api neraka. Padahal kita tahu bahwa yang kita bawa ketika mati hanyalah amal ibadah kita.
Kain ihrom memang digunakan ketika kita mati, dengan syarat saat itu kita sedang dalam keadaan niat berihrom. Namun selaim keadaan itu, kain ihrom tidak digunakan sebagai kain kafan.
2. Berumrah berulang kali dengan mengambil miqat dari Tan'im dan Ji'ronah.
Ketika ditanya, mereka berkeyakinan bahwa umrah sebanyak 7 kali sama dengan haji 1 kali. Ada juga yang meniatkan umrah tersebut untuk meng-umrahkan orang lain seperti orangtua, anak atau saudara.
Yang ada dalilnya adalah orang dapat menghajikan BUKAN meng-umrahkan orang lain, dengan syarat orang yang menghajikan sudah pernah mengerjakan haji dan orang yang dihajikan sudah ada niat dan biaya untuk berhaji.
Ada pula yang mengatakan "mumpung di Mekkah, jadi mereka berkali-kali melakukan ibadah umrah". Kalau begitu, bolehkah kita melakukan sholat Subuh berkali-kali mumpung masih dalam waktu subuh?????? Hehehehehe... :P
Perlu diketahu bahwa selama hidupnya, Rasulullah hanya berumrah sebanyak 4 (empat) kali dan itupun pada tahun yang berbeda. Kalaupun ada yang menyatakan bahwa ada dalil shohihnya, menurut saya itu berpatokan pada kisah Aisyah yang ber-umrah dengan mengambil miqat dari Tan'im. Padahal dalam kisah lengkapnya Aisyah diperkenankan oleh Rasulullah melakukan umrah dengan mengambil miqat dari Tan'im karena waktu itu Aisyah baru bersih dari haid, sedangkan beliau belum sempat melakukan umrah sebelum haji. Demikian itu yang disebut haji ifrad. Wallahu a'lam bis showab.
3. Membelanjakan seluruh uang saku dari tanah air di tanah suci.
Sebagian jamaah Indonesia berpendapat bahwa uang saku yang mereka bawa dari tanah air harus dibelanjakan semua di tanah suci. Dengan adanya pendapat mereka itu sendiri, jamaah haji Indonesia menjadi sasaran empuk para pedagang di sana, bahkan barang yang tidak bermanfaat saja dibeli dengan suka rela. Akibatnya koper para jamaah over weight!!! terpaksa deh, dikirim pakai jasa kargo... (wahh, keluar duit lagi deh). Padahal hampir 100% barang-barang yang dijual disana sama persis dengan barang-barang di Tanah Abang alias made in China :))
Belum lagi ada pendapat bahwa, membeli barang di Mekkah lebih barokah dibandingkan di kota lain seperti Madinah ataupun Jeddah. Sebagai contoh, harga 1 gram emas di Mekkah mencapai SAR 300 padahal harga emas di Madinah rata-rata sebesar SAR 135/gram. Walaupun harganya jauh lebih mahal, banyak dari jamaah haji yang tetap membeli emas di Mekkah dengan mengharapkan barokahnya. Aneh,, akal sehat sudah tidak digunakan lagi...
Masalah belanja belum selesai sampai disitu saja, ada "penyakit" lain yang menghinggapi sebagian besar para jamaah. Penyakit yang dimaksud adalah "latah", yaitu keinginan membeli dan memiliki suatu barang jika mengetahui salah seorang rekannya membeli suatu barang. Padahal barang tersebut belum tentu dibutuhkan oleh mereka sendiri. Wahh...wahh..wahh...
4. Nah, kalau yang ini membuat saya agak marah. Jamaah Indonesia kurang dihargai oleh jamaah dari negara lain. Baik ketika sedang beribadah dalam masjid, ketika dalam kendaraan umum ataupun ketika melakukan kegiatan lain selama di Saudi Arabia. Ketika di dalam masjid, jamaah Indonesia sering diusir walaupun sudah terlebih dahulu duduk. Entah apa penyebabnya... Apakah karena orang Indonesia sangat baik hati, sehingga selalu mengalah? Ataukah karena perawakan fisik kita yang lebih kecil dibandingkan jamaah lain? Ataukah karena negara kita terkenal sebagai tenaga pekerja kasar di luar negeri sehingga hanya mendapatkan status sosial rendah? Wallahu a'lam bis showab.
Mudah-mudahan dengan tulisan ini dapat menggugah kita agar dapat memperbaiki diri dan bangsa kita tercinta, supaya kita bisa lebih dihargai oleh bangsa lain, tidak dimanfaatkan hanya untuk kepentingan mereka saja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Kalau begitu, bolehkah kita melakukan sholat Subuh berkali-kali mumpung masih dalam waktu subuh?????? --> wah yang ini mengena banget hajjah ... he he he ...
BalasHapusdan satu lagi, pernah salah satu pembimbing haji sebuah kebupaten di jawa timur mengatakan bahwa derajat hadist sholat arbain naik dari dhoif menjadi hasan karena BANYAK ORANG YANG MELAKUKANNYA, berarti bisa jadi suatu saat rokok itu wajib kalo sudah banyak yang melakukannya ... Wallahu'alam bis showab
Membelanjakan seluruh uang saku dari tanah air di tanah suci --> yang ini saya banget, he he he ... pulang ke tanah air hanya bersisa 37 SAR
BalasHapus