Seorang teman berkata padaku, katanya aku termasuk orang yang introvet. Padahal menurutnya, orang yang introvet memiliki lebih banyak kerugian dibandingkan dengan orang yang cenderung "terbuka", -jika kita termasuk yang introvet masalah yang kita hadapi hanya akan kita pikul sendiri. Tentu akan terasa sangat berat, bukan?
Yang dimaksud "terbuka" dalam hal ini adalah orang-orang yang berani menceritakan segala permasalahnnya kepada pihak-pihak yang KOMPETEN dengan tujuan ingin memperoleh solusi atas masalah tersebut. Semakin kita "terbuka" maka kualitas kehidupan kita akan semakin baik.
Meskipun demikian dalam menceritakan masalah-masalah kehidupan kepada pihak lain tetap harus berada pada rambu-rambu agama, sosial, dan etika kesopanan. Jangan menceritakan hal-hal rahasia yang dilarang agama (seperti keadaan hubungan pasutri, membuka aib keluarga dan orang lain, dsb). Janganlah mengumbar semua aktivitas kita (terutama yang bersifat sangat pribadi) ke khalayak umum (misalnya dengan menulisnya di status jejaring sosial). Tak terpikirkah oleh Anda bahwa itu bisa menimbulkan kecemburuan sosial, fitnah bahkan kehilangan privasi pribadi? Carilah pihak-pihak yang KOMPETEN untuk menyelesaikan masalah-masalah Anda, misalnya jika Anda mempunyai masalah kesehatan ceritakanlah pada dokter atau terapis; jika masalah Anda tentang anak ceritakanlah pada dokter anak atau minta nasihat orang tua Anda. Dengan menceritakan kepada pihak-pihak tersebut maka InsyaAllah permasalahan Anda akan ada solusinya.
Namun bagaimana dengan orang-orang yang bersifat introvet? Pasti akan membutuhkan waktu dan proses untuk dapat menjadi orang yang "terbuka", yakinlah bahwa semua tabiat yang kurang baik bisa diperbaiki. Bagaimana cara memulainya? Mulailah dengan selalu berpikir positif, hapus semua pikiran-pikiran negatif dalam semua permasalahan yang kita hadapi. Berpikir positif dapat meningkatkan energi, meningkatkan kesehatan jiwa dan raga serta awal dari sebuah keberhasilan. Selamat berpikir positif...+ + + +
Tidak ada komentar:
Posting Komentar