
"Ki, kok resign sih? Kenapa?"
"Walah..Ki, dimana-mana orang pengen jadi PNS, kok kamu keluar sih?"
"Kenapa Ki?"
"Ada apa Ki?"
Demikian beberapa comment dari teman-temanku di FB, pada update statusku "Akhirnya keluar juga SK berhenti dengan hormat atas permintaan sendiri dari PNS..."
Memang agak janggal, dimana sebagian besar teman-temanku berjuang untuk menjadi PNS, aku malah resign dari PNS dengan posisi golongan IIIB. Bagiku hidup adalah pilihan, perlu pengorbanan yang cukup besar untuk mendapatkan sesuatu yang luar biasa.
Setelah menyandang gelar Magister sains, aku dihadapkan pada pilihan yang sulit :
1. tetap bekerja sebagai PNS di sebuah kota di Jawa Timur yang sudah berjalan 5 tahun, namun berjauhan dengan suami yang berprofesi sebagai pengusaha di sebuah kota di Jawa Barat, atau
2. resign dari PNS untuk hidup "normal" berkumpul dengan suami dan memulai mencari pekerjaan baru yang jelas tidak mudah.
Sungguh sangat berat bagiku, karena keluarga besarku menyayangkan jika aku keluar dari PNS, namun aku juga tidak sampai hati jika meninggalkan suamiku yang berusaha memenuhi kewajibannya sebagai seorang kepala rumah tangga untuk mencari nafkah.
Mutasi bukanlah hal yang mustahil, namun kita semua tahu bahwa birokrasi di Indonesia terlalu rumit untuk dilalui, yang pasti membutuhkan waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup besar. Aku tidak kuasa untuk melaluinya....
Pada saat itu, keyakinan dan ilmuku sebagai seorang muslimah mulai aku pertanyakan sendiri. Selama ini aku banyak belajar ilmu tentang kesholehan seorang istri, tapi apakah bisa aku aplikasikan dalam hidupku???
Mana yang wajib dihadapan Allah, berpisah tempat tinggal (berjauhan) dengan suami untuk bekerja atau menjaga suami serta keluarganya agar selamat di dunia dan akhirat? Siapakah yang patut disalahkan, ketika seorang suami tertarik pada wanita lain kemudian beliau segera pulang ke rumah, namun di rumahnya tak ditemukan istrinya karena tidak tinggal bersamanya? Wallahu a'lam bis showab.
Ingatlah, rizki Allah itu seluas langit dan bumi, tidak akan pernah disia-siakan seorang hamba-Nya jika dia berjalan untuk kebaikan.
Dengan niat semata-mata karena Allah untuk berusaha menjadi istri yang sholehah, akhirnya aku mantapkan untuk resign dengan hormat atas permintaan sendiri dari PNS. Semoga hal ini menambah amal kebaikan bagi kedua orangtuaku yang telah mendidikku menjadi anak dan istri sholehah.
Alhamdulillah, semuanya dimudahkan oleh Allah. Bahkan setelah aku hidup bersama suamiku, kami bisa membangun perusahaan kami semakin maju dan (semoga) semakin bermanfaat bagi orang lain.
Doakan ya, semoga pengorbananku tidak sia-sia dan menjadi pondasi untuk istanaku di surga nanti. Amiinn...